Senin, 17 September 2012

Buku jurnal, posting dan neraca saldo



BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO

BUKU JURNAL, POSTING DAN NERACA SALDO

BUKU JURNAL

Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari transaksi tersebut. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama sehingga sering disebut The Books of Original Entry. Di dalam buku jurnal semua transaksi dicatat sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menampung penjelasan-penjelasan yang menyertai transaksi tersebut karena buku jurnal merupakan sumber pencatatan transaksi ke dalam rekening buku besar.
Pencatatan transaksi secara langsung ke rekening buku besar tidak dibenarkan oleh siklus akuntansi disamping terdapat alasan-alasan sebagai berikut:
  1. Transaksi keuangan menyangkut beberapa elemen  yang harus ditunjukkan pada satu media tertentu. Suatu transaksi akan mempengaruhi  paling sedikit 2 (dua) rekening. Rekening hanya meliputi informasi tentang transaksi yang mempengaruhi rekening tersebut. Maka pencatatan tranaksi secara langsung ke buku besar akan mengaburkan gambaran pengaruh suatu transaksi terhadap rekening-rekening.
  2. Pencatatan tarnsaksi harus mampu menyajikan terjadinya transaksi secara kronologis. Pencatatan transaksi secara urut waktu atau kronolis mempermudah dalam penelusuran terhadap suatu transaksi. Sedangkan di dalam rekenign buku basar tidak dirancang untuk keperluan semacam itu.
  3. Sebuah perusahaan yang besar mempunyai ratusan rekening . Apabilan pencatatan dilakukan secara langsung ke rekening buku besar, maka pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh satu orang. Sedangkan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan pada kenyataannya dalam satu hari dapat mencapai sepuluh bahkan sampai seratus transaksi, maka tidak mungkin satu orang dapat menangani semua transaksi sendirian karena kemampuan yang terbatas pencatatan transaksi yang demikian banyak akan menimbulkan banyak kesalahan.
  4. Transaksi keuangan harus dicatat lengkap beserta keterangan dan kondisi yang menyertainya. Rekening Buku besar tidak dirancang untuk memantau segenap keterangan dan kondisiyang mengikuti transaksi tersebut karena kolom keterangan yang disediakan tidak cukup untuk menampung keterangan yang menyertai transaksi tersebut.
  5. Pencatatan secara langsung ke dalam buku besar menimbulkan kesulitan untuk mengidentifikasi terjadinya kesalahan pencatatan transaksi. Proses identifikasi transaksi sangat penting untuk dapat menemukan kesalahan saat dan tempat terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan berikut tidak dapat diidentifikasi dengan pencatatan langsung ke buku besar:
a     Lupa melakukan pendebitan dan pengkreditan suatu transaksi.
b     Mendebit dan mengkredit pada rekening yang tidak sesuai
c      Kelebihan dan kekurangan pada saat pencatatan transaksi
d     Kesalahan letak suatu angka pada saat pencatatan misalnya Rp 123.000 di tulis menjadi Rp 132.000.

Bentuk Jurnal

Bentuk Buku jurnal secara umum dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

JURNAL

Halaman Jurnal:
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit






















































Kolom-kolom yang harus ada pada jurnal adalah:
a     Halaman Jurnal.
Transaksi keaungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi jumlah yang banyak sehingg  tidak cukup dicatat pada halaman. Halaman jurnal akan dicatat dalam kolom Ref buku rekening. Apabila di dalam suatu rekening kolom Ref berisi satu maka sumber pencatatan rekening buku besar terdapat pada buku jurnal halaman 1.
b     Tanggal.
Tanggal transaksi harus dicatat pada  buku jurnal, sebab buku jurnal berisi semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan sehingga mempermudah dalam penelusuran suatu transaksi. Penulisan tanggal diawali dengan penulisan tahun di ujung paling atas. Nama bulan di tulis sekali selama bulan yang sama dan di ujung atas tiap-tiap halaman.
c      Keterangan.
Kolom keterangan merupakan elemen penting yang menampung nama rekening-rekening yang terkait dalam suatu transaksi sekaligus pengelompokannya dalam debit atau kredit yang sesuai. Rekening yang didebit ditulis dekat dengan garis pada kolom keterangan, sedangkan rekening yang dikredit ditulis di bawah rekening yang didebit dengan menjorok kedalam paling tidak sebanyak 5 karakter/spasi. Tiap transaksi harus disertai dengan keterangan dan kondisi yang menyertai transaksi tersebut.
d     Referensi.
Kolom Ref digunakan untuk menampung informasi mengenai rekening yang terkait dengan transaksi yang baru di catat. Biasanya kolom referansi diisi dengan nomor kode rekening, namun pada perusahaan-perusahaan kecil ada yang mengisi hanya dengan tick mark (Ö) sebagai tanda bahwa transaksi telah diposting ke buku besar. Sebelum diposting ke rekening buku besar  kolom Ref  di kosongkan.
e      Debit dan Kredit.
Kolom debit  dan kredit digunakan untuk menulis jumlah rupiah transaksi. Rekening yang di debit ditulis di kolom debit dan rekening yang dikredit ditulis di kolom kredit.
Mencatat Transaksi di Buku Jurnal.
Berikut ini contoh pencatatan tarnsaksi ke dalam buku jurnal:
Tanggal 1 September 2003
Tuan Brilliant menyerahkan kas sebesar Rp 15.000.000 sebagai modal pertamanya.

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 1 September mengakibatkan kas perusahaan bertambah sebesar Rp 15.000.000 dan modal pemilik bertambah sebesar Rp 15.000.000. kas bertambah akan didebit dan modal bertambah akan di kredit.

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)

















Tanggal 2 September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga              Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .

Analisis Transaksi:
Transaksi tanggal 2 September mengakibatkan rekening peralatan kantor  bertambah di sebesar Rp 5.000.000, mengakibatkan rekening kas berkurang dikredit sebesar  Rp 2.000.000  dan  serta mengakibatkan rekening hutang bertambah dikredit sebesar Rp 3.000.000 pencatatan ke dalam buku jurnal  terlihat pada gambar berikut ini:

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)











2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




Tanggal 5 September 2003
Perusahaan membeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai
Analisis Transaksi:
Transaksi tersebut mengakibatkan rekening Bahan habis pakai bertambah di debit sebesar Rp 500.000 dan kas berkurang di kredit  sebesar Rp 500.000 tampak sebagai berikut:

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)











2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




5

Bahan Habis Pakai

105

500.000




Kas

101


500.000



(Untuk mencatat pembeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai)










Transaksi tanggal  7 September 2003
Pembayaran biaya sewa gedung kantor bulan September sebesar Rp 2.000.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas menyebabkan bertambahnya biaya sewa gedung , rekening biaya sewa gedung di debit  sebesar Rp 2.000.000 dan rekening kas berkurang dikredit Rp 2.000.000

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)











2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




5

Bahan Habis Pakai

105

500.000




Kas

101


500.000



(Untuk mencatat pembeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai)




7

Biaya Sewa Gedung

502

2.000.000




Kas

101


2.000.000



(untuk mencatat pembayaran biaya sewa gedung  bulan september)





Tanggal 10 September 2003
Membayar hutang atas pembelian peralatan kantor sebesar Rp 1.000.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan hutang berkurang  rekening kas  di debit sebesar Rp 1.000.000 dan mengurangi kas , rekening kas di kredit sebesar Rp 1.000.000

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






Sept

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)











2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




5

Bahan Habis Pakai

105

500.000




Kas

101


500.000



(Untuk mencatat pembeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai)




7

Biaya Sewa Gedung

502

2.000.000




Kas

101


2.000.000



(untuk mencatat pembayaran biaya sewa gedung  bulan september)





10

Hutang

201

1.000.000




Kas

101


1.000.000



(untuk mencatat pembayaran hutang pembelian peralatan kantor)





Tanggal 20 September 2003
Digunakan bahan habis pakai sebanyak Rp 50.000

Analisis transaksi:
Transaksi diatas mengakibatkan bertambahnya biaya bahan habis pakai sebesar Rp 50.000 rekening Bahan habis pakai  di debit dan berkurangnya bahan habis pakai rekening Bahan habis pakai di kredit sebesar     Rp 50.000

JURNAL

Halaman Jurnal: 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






Sept

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)











2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




5

Bahan Habis Pakai

105

500.000




Kas

101


500.000



(Untuk mencatat pembeli bahan habis pakai Berupa spidol, penghapus, bolpoin, dan lain-lain sebesar Rp 500.000 secara tunai)




7

Biaya Sewa Gedung

502

2.000.000




Kas

101


2.000.000



(untuk mencatat pembayaran biaya sewa gedung  bulan september)





10

Hutang

201

1.000.000




Kas

101


1.000.000



(untuk mencatat pembayaran hutang pembelian peralatan kantor)





20

Biaya bahan habis pakai

501

50.000




Bahan habis pakai

105


50.000



(Untuk mencatat pemakaian bahan habis pakai)





POSTING
Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke kolom debit rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal ke kolom kredit rekening buku besar.
Langkah-langkah posting adalah sebagai berikut:
  1. Ambillah, dari buku besar rekening- rekening yang disebut di dalam buku jurnal di kolom keterangan. Dengan mengambil contoh transaksi tanggal 1 September 2003 pada perusahaan Brilliant corp rekening-rekening yang diambil adalah Kas dan Modal.
  2. Masukkan tanggal transaksi yang tertera di buku jurnal ke kolom tanggal untuk masing-masing rekening
  3. Masukkan jumlah rupiah baik yang di debit maupun dikredit ke masing-masing rekening sesuai debit dan kreditnya.
  4. Catatlah keterangan yang singkat di kolom keterangan masing-masing rekening.
  5. Masukkan nonor halaman yang ada di buku jurnal ke kolom Ref masing-masing rekening.
  6. Sebagai tandingan nomor 5, masukkan nomor-nomor rekening di kolom Ref pada buku jurnal. Langkah terakhir ini digunakan untuk menandai bahwa jurnal benar-benar telah diposting.
Secara skematis proses posting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

JURNAL UMUM

Halaman : 1
Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

1

Kas

101

15.000.000




Modal

301


15.000.000



(untuk mencatat setoran modal oleh pemilik)














Nama Perkiraan : Kas
No.  Perkiraan : 101
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
D
K
2003







Sept
1
Saldo Awal







(setoran modal)
JU 1
15.000.000

15.000.000














































Nama Perkiraan : Modal
No.  Perkiraan : 301
Tanggal
Keterangan
Ref
Debit
Kredit
Saldo
D
K
2003







Sept
1
Modal Awal







(setoran modal)
JU 1

15.000.000

15.000.000

















Saldo Rekening Buku Besar
Saldo rekening buku besar diambil  angkanya dari selisih total jumlah kolom debit dengan total jumlah kolom kredit rekening buku besar. Sebagai contoh rekening  saldo Kas sebesar Rp 9.500.000 pada kasus bab sebelumnya setelah mengalami beberapa kali posting tampak sebagai berikut:
Nama Perkiraan : Kas
No. Perkiraan : 101
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
2003
Sept
1
Setoran Tn. Brillian
1
15.000.000
2003
Sept
2

1
2.000.000


Jumlah Saldo kredit

5.500.000

5

1
500.000


Saldo

9.500.000

7

1
2.000.000






10

1
1.000.000







Jumlah

5.500.000
NERACA SALDO
Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan pemindahan informasi buku jurnal ke rekening buku besar  melalui proses posting langkah selanjutnya adalah menyusun Neraca Saldo.
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo–saldo yang menyertainya.
Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji kesaman jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo. Adanya kesamaan jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo tidak menjamin bahwa semua saldo tiap-tiap rekening di neraca saldo menunjukkan jumlah benar karena terdapat kesalahan yang tampak dalam neraca saldo karena mempengaruhi kesamaan  debit dan kredit neraca saldo  dan  kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan kesalahan yang tampak dalam neraca saldo:
  1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti:
a     Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca saldo
b     Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening ke neraca saldo
c      Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo kredit dan sebaliknya
d     Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo

  1. Kesalahan di dalam menentukan saldo suatu rekening:
a     Salah menghitung saldo
b     Suatu saldo di catat dalam kolom saldo yang salah
  1. Kesalahan pada saat pencatatan transaksi:
a     Angka yang salah telah diposting ke dalam suatu rekening
b     Suatu debit telah di bukukan sebagai kredit, dan sebaliknya
c      Ada suatu debit atau kredit yang dihilangkan
Sedangkan kesalahan-kealahan dibawah ini adalah kesalahan kesalahan yang tidak dalam neraca saldo:
  1. Suatu transaksi tidak dicatat dalam Jurnal.
Apabila suatu transaksi tidak dicatat ke dalam buku jurnal karena lupa  tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit  neraca saldo akan tetapi jumlah saldo yang ada di dalam neraca saldo salah.
  1. Suatu tarnsaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang salah.
Misalnya suatu transaksi pembayaran biaya sewa sebesar Rp 450.000 di tulis sebesar Rp 45.000. Kesalahan ini tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo.
  1. Suatu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali.
Pencatatan suatu transaksi lebih dari satu kali tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo tetapi mengakibatkan saldo rekening dilaporkan lebih besar dari jumlah yang sebesarnya.
  1. Suatu transaksi dicatat dalam jumlah jurnal pada rekening yang salah.
Kesalahan dalam pencatatan transaksi dengan cara mencatat pada rekening yang tidak semestinya tidak akan mempengaruhi keseimbangan debit dan kredit neraca saldo akan tetapi mengakibatkan suatu rekening dilaporkan lebih besar dan rekening lainnya dilaporkan terlalu kecil dari yang sebesarnya.
Untuk menghidari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat berakibat fatal, maka suatu ketelitian bekerja sangat diperlukan oleh para pemegang pembukuan (book keepers). Suatu langkah pencegahan yang lebih baik adalah sebagai berikut:
a Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh sesuatu transaksi, apakah itu aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya
b         Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen
c  Menganalisis pendebitan dan pengkreditan  yang semestinya dilakukan, apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi debet ataukah pada sisi kredit.
d Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan  angka-angka pada jurnal dengan yang yang tercantum padarekening.
e  Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan keseluruhan jumlah kredit dalam jurnal.
f   Menyusun daftar rekening pada neraca saldo secara urut sesuai dengan nomor tiap-tiap rekening.
g Memeriksa posisi angka, khususnya tanda titik yang memisahkan posisi ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan pecahan desimal, sehingga tidak terjadi kesalahan meletakkan tanda tersebut.
Berikut ini adalah contoh Neraca Saldo Perusahaan Brilliant Per 31 Desember 2002. Angka–angka dan jumlah saldo rekening tidak ada kaitannya dengan pembahasan  soal sebelumnya:
PT BRILLIANT
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2002
No  Rek
Nama Rekening
Debit
Kredit
101
Kas
Rp 25.500.00

102
Piutang Usaha
1.500.000

103
Premi Asuransi Dibayar di Muka
850.000

104
Bahan Habis Pakai
500.000

105
Perangkat Kantor
7.000.000

106
Kendaraan
20.000.000

201
Utang Usaha

Rp 4.350.000
202
Utang Bank

8.000.000
301
Modal Tuan Brilliant

23.500.000
302
Prive Tuan Brilliant
3.000.000

401
Pendapatan Jasa

35.000.000
402
Pendapatan Sewa

3.000.000
501
Biaya Gaji
8.500.000

502
Biaya Sewa
5.000.000

503
Biaya Air, Telepon & Listrik
1.500.000

504
Biaya lain-lain
500.000



73.850.000
73.850.000

Jurnal Koreksi
Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan sangatlah besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan perlakuan-perlakuan yang khusus bukan hanya sekedar menghapus dengan menggunakan karet penghapus atau korektor (tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena langkah tersebut justru tidak diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan terjadinya kecurangan-kecurangan.
Ada 4 macam kesalahan yang kemungkinan terjadi:
  1. Suatu transaksi dicatat langsung ke buku besar. Implikasinya kesalahan ini adalah transaksi tersebut belum dicatat di buku jurnal. Untuk mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan penjurnalan atas transaksi yang bersangkutan, dengan memberikan keterangan seperlunya agar kesalahan tersebut dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan pembukuan perusahaan.
  2. Suatu transaksi sudah dijurnal, namun belum diposting. Untuk mengatasi kesalahan ini, cukup segera dilakukan posting ke rekening buku besar yang bersangkutan.
  3. Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau dengan jumlah rupiah yang salah dan diketahui sebelum dilakukan posting ke buku besar. Untuk jenis kesalahan ini, perlu dilakukan koreksi pada buku jurnal. Prosedur yang dianjurkan untuk melakukan koreksi kesalahan ini adalah sebagai berikut:
a Pada nama rekening yang salah, atau jumlah rupiah yang salah buatlah sebuah garis lurus. Buatlah garis tersebut dengan tinta yang relatif menyolok, sehingga kesan tersebut segera dapat dilihat.
b Diatas nama rekening atau jumlah rupiah yang salah dan telah  bergaris tersebut, bubuhkan nama rekening atau jumlah rupiah yang seharusnya yang salah cukup dicoret.
Tanggal  September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, lemari kantor dengan harga  Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000  keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

2

Peralatan Kantor

104

5.000.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.000.000



(untuk mencatat pembelian berupa meja, lemari kantor
5.500.000 dengan harga Rp 5.000.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 .




  1. 4.   Suatu transaksi dijurnal pada rekening atau jumlah rupiah yang salah dan diketahui sesudah jurnal itu diposting ke buku besar. Untuk jenis kesalahan ini, harus di selenggarakan suatu jurnal koreksi. Fungsi jurnal koreksi ini adalah untuk:
a     Menetralkan kesalahan
b     Mencatat transaksi seperti yang seharusnya.
Contoh:



Tanggal  September 2003
Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga  Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar  Rp 2.000.000  keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000

Analisis Transaksi:
Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan:
a     Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000
b     Rekening Hutang kurang di kredit Rp 500.000
Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000, rekening hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan kantor di kredit Rp 5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal untuk mencatat transaksi yang benar yaitu mendebit rekening Peralatan kantor Rp 5.500.000  rekening Kas di kredit Rp 2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp 3.500.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini:

Tanggal
Keterangan
Ref

Debit

Kredit

2003






September

2

Kas

101

2.000.000




Hutang

201

3.000.000




Peralatan kantor

104


5.000.000









Peralatan kantor

104

5.500.000




Kas

101


2.000.000



Hutang

201


3.500.000













Jurnal koreksi diatas harus diposting sehingga saldo rekening – rekening akan terpengaruh.